KONDISI PERTANIAN DI NEGARA YANG KATANYA NEGARA AGRARIS
Pertanian merupakan sumber
kehidupan bagi setiap negara di dunia. Jika ditelaah, pertanian memang lekat
dengan urusan perut tapi jika dikaji lebih jauh lagi pertanian ternyata
memiliki peran dan jangkauan yang luas dalam setiap sendi kehidupan. Bahkan
pertanian merupakan salah satu acuan untuk melihat kemajuan dari sebuah
peradaban mulai dari zaman dahulu sampai zaman sekarang.
Hal ini dapat kita lihat dari
setiap perkembangan peradaban manusia. Dimana pertanian selalu memiliki peran
yang krusial atau bahkan menjadi penyebab sebuah peradaban bisa maju dan berkembang. Berdasarkan catatan
sejarah, manusia pada zaman terdahulu mendapatkan sumber makanan hanya dengan
cara berburu. Kemudian, setelah mereka mengenal cara bercocok tanam maka
mulailah terbentuk peradaban pertama yang terus berkembang pesat hingga
sekarang.
Hal ini membuktikan bahwa
pertanian merupakan salah satu aspek terpenting dalam sejarah perkembangan
peradaban manusia. Walaupun masih banyak yang memandang pertanian dengan
sebelah mata, karena setiap hari berempur dengan tanah dan lumpur.
Lalu, bagaimana dengan pertanian
di Indonesia? Apakah dengan titel sebagai negara agraris mampu menjamin
Indonesia menjadi salah satu negara dengan sistem pertanian terbaik di dunia?
Menurut data dari the Economic Inteligent Unit dan Berilla
Center for Food and Nutrition Foundation, Indonesia masih berada di posisi
ke-25 dalam bidang pertanian dunia. Peringkat yang bisa dikatakan tertinggal
jauh, jika dilihat dari tingkat kesuburan tanah yang dimiliki Indonesia.
Indonesia memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi, sehingga bisa menjadi
tombak utama bagi para petani dapat mengelola tanahnya untuk pertanian dan
perkebunan dengan baik.
Lantas, apa yang menjadi penyebab
ketertinggalan pertanian di Indonesia?
Sadar atau tidak pertanian di
Indonesia terasa sangat lambat untuk maju. Padahal kita memiliki lahan yang
luas dan tanah yang sangat subur. Kenapa hal ini bisa terjadi? Padahal
Indonesia adalah negara agraris. Salah satu penyebab terbesar yang menjadi
penyebab ketinggalan pertanian di Indonesia adalah mindset dan pola pikir
masyarakat. Dimana pertanian selalu dianggap sebagai pekerjaan yang kurang
menguntungkan, miskin, dan kotor. Tidak hanya itu mayoritas petani menurunkan
pemikiran ini kepada anaknya sehingga berkurangnya minat pemuda Indonesia untuk terjun ke dunia pertanian.
Indonesia memiliki serapan sarjana pertanian
yang rendah sedangkan setiap tahunnya lulusan sarjana pertanian sangatlah
banyak. Akibatnya berkurangnya penerapan implementasi riset akademis di sektor
pertanian. Berbicara soal riset, keilmuan Indonesia bisa dibilang mampu untuk
bersaing pada bidang pertanian. Akan tetapi, kurangnya penerapan dan
implementasi akan riset tersebut membuat Indonesia masih tertinggal dari negara
lain. Hal ini juga yang menyebabkan kurangnya kreativitas dan inovasi dari
pertanian di Indonesia.
Dibandingkan dengan negara lain peningkatan
jumlah penduduk, kepemilikan lahan yang sempit, serta tingginya konversi lahan
pertanian menjadi salah satu titik permasalahan pertanian Indonesia. Namun, hal
ini bisa saja teratasi jika SDM petani di Indonesia dibina dengan baik, agar
mampu memanfaatkan teknologi yang berguna di bidang pertanian, sehingga petani
Indonesia bisa memiliki kemampuan.
Jika kita berkaca kepada pertanian di Jepang,
tentu kita tahu bahwa tingkat kesuburan tanah di Indonesia jauh lebih
tinggi. Tetapi petani di Jepang mampu mengelola lahan mereka seefisien mungkin sehingga bisa memberikan hasil yang optimal. Contohnya, perkembangan urban
farming di Jepang yang mampu mengubah lahan sempit di perkotaan menjadi lahan
pertanian yang produktif. Hal ini tentu didukung juga dengan riset yang mumpuni serta kemauan petani di Jepang untuk mengadopsi riset tersebut. Hal itu juga yang menjadi pembeda antara
petani Jepang dengan petani Indonesia.
Jika berbicara soal riset,
Indonesia sebenarnya telah banyak mengadakan penelitian untuk kemajuan pertanian.
Namun sekali lagi, kurangnya penerapan akan hasil dari riset tersebut membuat
teknologi pertanian di Indonesia seperti berjalan di tempat. Jika saja ilmu dan
hasil penelitian tersebut bisa diterapkan dengan optimal, bukan tidak mungkin petani
Indonesia bisa menyaingi petani yang ada di Belanda. Secara, kita memiliki banyak keunggulan yang
tidak dimiliki oleh negara-negara tadi seperti, tanah yang subur, iklim yang
bersahabat, biodiversitas yang tinggi, serta sumber daya manusia yang melimpah.
Solusi yang dibutuhkan saat ini ialah merubah
mindset dan pola pikir masyarakat Indonesia tentang pentingnya memajukan
pertanian. Untuk itu, dukungan penuh dari pemerintah, ilmuwan, serta para
mahasiswa pertanian sangat diperlukan. Pemberian edukasi agar mengubah pola
pikir sebagian besar petani Indonesia merupakan langkah awal agar penerapan
teknologi dan ilmu pertanian bisa berjalan dengan baik dengan kata lain, di
samping kita mengharapkan perubahan pola pikir dari Petani Indonesia, peran
pemerintah juga sangat dibutuhkan. Pemerintah harus memaksimalkan segala
potensi yang ada di negeri ini, mulai dari sumber daya manusia, sumber daya
alam serta kebijakan dan regulasi yang tentunya berdampak positif terhadap
para petani sehingga petani pun bisa lebih bersemangat dan kreatif dalam
mengusahakan kegiatan pertanian, dan juga menghilangkan stigma negatif dari
pertanian yang selama ini hanya dipandang sebagai pekerjaan rendah dan tidak
menjanjikan.
Komentar
Posting Komentar