Bagaimana Kiprah Pemuda Indonesia di Sektor Pertanian?
Oleh: Dessy Ida Fitria Sohib
Beri aku 100 orang tua, niscaya akan aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan aku goncangkan dunia. Sebanyak 64,92 juta pemuda Indonesia merupakan aset yang berperan penting dalam kemajuan Bangsa Indonesia di berbagai bidang, termasuk sektor pertanian. Namun kenyataannya, minat generasi muda terhadap sektor pertanian belum sepopuler sektor non pertanian (industri dan jasa).
Meskipun sektor pertanian masih
menjadi prioritas dalam menarik tenaga kerja dalam jumlah besar, yaitu 37,13
juta orang di Indonesia pada tahun 2021, namun rata-rata usia penduduk yang
bekerja di sektor ini sudah tidak lagi
dapat dianggap masih muda lagi. Karena penduduk yang bekerja disektor pertanain
rata-rata berusia sekitar 46 tahun.
Padahal, hampir seperempat total
penduduk Indonesia merupakan kaum pemuda dan Indonesia akan menerima bonus
demografi dalam beberapa tahun ke depan. Golongan penduduk berusia 16 sampai 30
tahun ini merupakan kelompok usia produktif yang dibutuhkan kontribusinya
sebagai agent of change dan mengisi berbagai peran penting di
masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat bahwa pada tahun 2021, hanya 19,18 persen pemuda yang bekerja di
sektor pertanian. Sementara itu 25,02 persen di antaranya bekerja di sektor
industri dan mayoritas sebesar 55,80 persen bekerja di sektor jasa.
Pemuda yang bekerja di sektor
pertanian memiliki kisaran penghasilan yang bervariasi. Mayoritas pemuda yang
bergerak di sektor ini memiliki penghasilan antara 1 hingga kurang dari 2 juta
rupiah per bulan dengan persentase 36,55 persen. Sementara 36,15 persen di
antaranya memiliki penghasilan di bawah 1 juta per bulan.
Saat ini, mayoritas generasi muda
yang bekerja di bidang pertanian sebagian besar masih berada di pedesaan, yaitu
sebesar 37,13%. Berdasarkan tingkat pendidikan, lebih dari separuh generasi
muda yang bekerja di bidang pertanian, tepatnya 57,62%, belum menyelesaikan
pendidikan pada tingkat dasar (SD).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat bahwa pada tahun 2021, pemuda dengan pendidikan tidak tamat SD yang
bekerja di sektor pertanian sebanyak 57,62 %, lulusan SD/Sederajat yang bekerja
di sektor pertanian sebanyak 39,06%, lulusan SMP/Sederajat sebanyak 28,63%,
lulusan SMA/Sederajat sebanyak 13,61%, dan lulusan perguruan tinggi sebanyak
3,81%.
Dari data diatas, menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin kecil jumlah generasi muda yang
berpartisipasi di sektor pertanian. Hal ini dikuatkan dengan hasil Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sa kernas) pada Agustus 2021 yang menunjukkan hanya
3,81% lulusan muda perguruan tinggi yang berkarir di bidang pertanian.
Beberapa stigma tersebar di
masyarakat mengenai prospek sektor pertanian yang kurang menjanjikan.Stigma ini
menjelaskan rendahnya minat generasi muda terhadap pengembangan pertanian
dibandingkan industri dan jasa. Akibatnya
produktivitas tenaga kerja, khususnya generasi muda di sektor pertanian
relatif rendah dibandingkan sektor
lainnya. Padahal sektor pertanian memegang peranan penting di Indonesia yang
notabene statusnya adalah negara agraris.
Sektor pertanian sangat berpengaruh dalam rangka menunjang ketahanan
pangan, stabilitas nasional, serta penghasil devisi negara. Kekayaan Indonesia
dalam sektor ini seharusnya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara. Sektor pertanian
juga bisa menjadi tulang punggung Pembangunan ekonomi Indonesia ke depsan,
karena mampu menghadirkan kemandirian dan ketahanan pangan, stabilitas harga,
penyerapan tenaga kerja, dan
menghasilkan devisa
Dari alasan tersebut, maka sangat
diperlukan adopsi teknologi dan kontribusi gagasan dari generasi muda terus
dibutuhkan untuk memajukan sektor pertanian ke tingkat yang lebih tinggi.
Kontribusi pemuda juga dibutuhkan untuk menghapus stigma di masyarakat mengenai
sektor pertanian, sehingga regenerasi pekerja di sektor ini dapat terus tumbuh
seiring berjalannya waktu.
Penanggungjawab : Moh. Zakaria Anshori
Pembina : Titis Surya Maha Rianti, SP., MP
Pimpinan Redaksi : Rafli
Wakil Pimred : M. Aqil Dzulfikri
Sekretaris : Nabilla Ardiyan Putri
Bendahara : Siti Rohmatul Mudawamah
Editor : Tim Humaspub
Komentar
Posting Komentar